Karbohidrat adalah molekul organik berfungsi sebagai penyedia sejumlah energi yang bermakna dalam makanan untuk sebagian besar organisme, berperan sebagai cadangan energi di dalam tubuh. Rumus empiris untuk bebagai karbohidrat sederhana adalah (CH2O)n3 pada n ≥ 3.
Karbohidrat bisa dilakukan dengan berbagai cara tergantung tujuannya seperti uji molisch oleh asam sulfat pekat akan dihidrolisa menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural atau hidroksi metil furfural. Furfural atau hidroksil metil furfural dengan α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Apabila pemberian asam sulfat pada larutan karbohidrat yang telah diberi α-naftol melalui dinding gelas dan secara hati-hati maka warna ungu yang terbentuk berupa cincin pada batas antara larutan karbohidrat dengan asam sulfat pekat. Dehidrasi pentosa oleh asam akan dihasilkan furfural, dehidrasi heksosa menghasilkan hidroksi metil furfural dan dehidrasi ramnosa menghasilkan metil furfural.
Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi. Pereaksi Benedict terdiri dari tembaga sulfat dalam larutan natrium karbonat dan natrium sitrat yang dapat mereduksi glukosa. Dimana glukosa terlebih dahulu dioksidasi dalam bentuk garam asam glukoronat. Reaksi ini juga akan membentuk endapan merah bata Cu2O dan produk oksidasi lainnya.
Pada uji Fehling, larutan fehling yang terdiri dari campuran kupri sulfat, Na-K-tartrat dan NaOH dengan gula reduksi dan dipanaskan akan terbentuk endapan yang berwarna hijau, kuning-orange atau merah bergantung dari macam gula reduksinya (Sudarmaji, 1984). Fehling dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu senyawa mengandung karbonil aldehid atau keton. Kompleks bistartratokuprate(II) dalam larutan Fehling merupakan bahan pengoksidasi dan reagen aktif dalam uji tersebut. Senyawa yang akan diuji ditambahkan ke larutan Fehling dan campuran ini dipanaskan. Aldehida yang teroksidasi, memberikan hasil yang positif, namun keton tidak bereaksi, kecuali mereka adalah alfa-hidroksi-keton. Kompleks bistartratokuprat(II) mengoksidasi aldehid pada satu anion karboksilat, dan dalam proses ion tembaga(II) dari kompleks ini direduksi menjadi ion tembaga(I). Oksida tembaga(I) yang merah kemudian mengendap dari campuran reaksi, yang menunjukkan hasil positif, yaitu reaksi redoks telah berlangsung. Sebuah hasil yang negatif apabila tidak terjadi endapan merah; ini penting untuk diperhatikan bahwa Fehling tidak akan bekerja dengan aldehid aromatik; sehingga reagen Tollens harus digunakan. Uji Fehling dapat digunakan sebagai uji generik untuk monosakarida. Hal ini akan memberikan hasil positif untuk monosakarida “aldosa”(karena gugus aledehida dapat dioksidasi) tetapi juga untuk monosakarisa “ketosa”, karena mereka diubah menjadi aldosa oleh basa dalam reagen tersebut, dan kemudian memberikan hasil positif. Untuk alasan ini, reagen Fehling kadang-kadang disebut sebagai uji umum untuk monosakarida
Selanjutnya uji iodium yang bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida, monosakarida dan disakarida. Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Amilum memberikan warna biru pada iodium, sedangkan glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat dengan iodium. Pada percobaan yang telah dilakukan, lima senyawa yang diujikan menghasilkan warna iodium yaitu merah pekat, hanya dekstrin yang menghasilkan warna coklat pekat. Berbeda dengan teori, justru amilum tidak memberikan warna biru, hal ini dikarenakan larutan amilum yang akan diujikan tidak diaduk terlebih dahulu, akibatnya larutan amilum mengendap sehingga tidak menghasilkan warna seharusnya. Dengan demikian, percobaan ini membuktikan bahwa glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa bukanlah polisakarida, dan dekstrin termasuk pada polisakarida. Sedangkan terjadi sedikit kesalahan pada prosedur kerja untuk uji iodium pada senyawa amilum. Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis sakarida yang lain seperti monosakarida, disakarida, dan oligosakarida karena struktur mereka masih sederhana.Dengan demikian pada percobaan tes iodium terbukti bahwa amilum dan kanji adalah polisakarida. Karena hanya polisakarida yang bisa cepat bereaksi dengan iodium dengan memberikan perubahan warna yang kompleks.
Karbohidrat bisa dilakukan dengan berbagai cara tergantung tujuannya seperti uji molisch oleh asam sulfat pekat akan dihidrolisa menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural atau hidroksi metil furfural. Furfural atau hidroksil metil furfural dengan α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Apabila pemberian asam sulfat pada larutan karbohidrat yang telah diberi α-naftol melalui dinding gelas dan secara hati-hati maka warna ungu yang terbentuk berupa cincin pada batas antara larutan karbohidrat dengan asam sulfat pekat. Dehidrasi pentosa oleh asam akan dihasilkan furfural, dehidrasi heksosa menghasilkan hidroksi metil furfural dan dehidrasi ramnosa menghasilkan metil furfural.
Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi. Pereaksi Benedict terdiri dari tembaga sulfat dalam larutan natrium karbonat dan natrium sitrat yang dapat mereduksi glukosa. Dimana glukosa terlebih dahulu dioksidasi dalam bentuk garam asam glukoronat. Reaksi ini juga akan membentuk endapan merah bata Cu2O dan produk oksidasi lainnya.
Pada uji Fehling, larutan fehling yang terdiri dari campuran kupri sulfat, Na-K-tartrat dan NaOH dengan gula reduksi dan dipanaskan akan terbentuk endapan yang berwarna hijau, kuning-orange atau merah bergantung dari macam gula reduksinya (Sudarmaji, 1984). Fehling dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu senyawa mengandung karbonil aldehid atau keton. Kompleks bistartratokuprate(II) dalam larutan Fehling merupakan bahan pengoksidasi dan reagen aktif dalam uji tersebut. Senyawa yang akan diuji ditambahkan ke larutan Fehling dan campuran ini dipanaskan. Aldehida yang teroksidasi, memberikan hasil yang positif, namun keton tidak bereaksi, kecuali mereka adalah alfa-hidroksi-keton. Kompleks bistartratokuprat(II) mengoksidasi aldehid pada satu anion karboksilat, dan dalam proses ion tembaga(II) dari kompleks ini direduksi menjadi ion tembaga(I). Oksida tembaga(I) yang merah kemudian mengendap dari campuran reaksi, yang menunjukkan hasil positif, yaitu reaksi redoks telah berlangsung. Sebuah hasil yang negatif apabila tidak terjadi endapan merah; ini penting untuk diperhatikan bahwa Fehling tidak akan bekerja dengan aldehid aromatik; sehingga reagen Tollens harus digunakan. Uji Fehling dapat digunakan sebagai uji generik untuk monosakarida. Hal ini akan memberikan hasil positif untuk monosakarida “aldosa”(karena gugus aledehida dapat dioksidasi) tetapi juga untuk monosakarisa “ketosa”, karena mereka diubah menjadi aldosa oleh basa dalam reagen tersebut, dan kemudian memberikan hasil positif. Untuk alasan ini, reagen Fehling kadang-kadang disebut sebagai uji umum untuk monosakarida
Selanjutnya uji iodium yang bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida, monosakarida dan disakarida. Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Amilum memberikan warna biru pada iodium, sedangkan glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat dengan iodium. Pada percobaan yang telah dilakukan, lima senyawa yang diujikan menghasilkan warna iodium yaitu merah pekat, hanya dekstrin yang menghasilkan warna coklat pekat. Berbeda dengan teori, justru amilum tidak memberikan warna biru, hal ini dikarenakan larutan amilum yang akan diujikan tidak diaduk terlebih dahulu, akibatnya larutan amilum mengendap sehingga tidak menghasilkan warna seharusnya. Dengan demikian, percobaan ini membuktikan bahwa glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa bukanlah polisakarida, dan dekstrin termasuk pada polisakarida. Sedangkan terjadi sedikit kesalahan pada prosedur kerja untuk uji iodium pada senyawa amilum. Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis sakarida yang lain seperti monosakarida, disakarida, dan oligosakarida karena struktur mereka masih sederhana.Dengan demikian pada percobaan tes iodium terbukti bahwa amilum dan kanji adalah polisakarida. Karena hanya polisakarida yang bisa cepat bereaksi dengan iodium dengan memberikan perubahan warna yang kompleks.
0 komentar:
Posting Komentar