Selasa, 19 Juli 2016

Tatalaksana Keloid

Hasil gambar untuk keloid

Keloid merupakan bekas luka hipertrofik. Keloid biasanya warnanya merah muda sampai coklat tua. Keloid tidak menular dan tidak berbahaya, hanya saja tampaknya bisa mengganggu dan rasanya bisa agak gatal. Yang memiliki keloid biasanya orang berkulit gelap dan jarang ditemukan pada orang berkulit terang dan merupakan hal yang menurun, tetapi tidak dominan, sehingga anak-anak dari salah satu orang tua yang terkena keloid, hanya beberapa yang juga terkena keloid dan biasanya lebih ringan.

Keloid tidak dapat disembuhkan sama sekali, tetapi dapat dikurangi, sehingga penampilannya menjadi lebih baik. Beberapa cara tersebut antara lain: 

1. Injeksi steroid intra lesi: Triamsinolon asetonid dapat menghambat sintesis kolagen dan pertumbuhan fibroblas secara invitro, triamsinolon asetonid dapat menurunkan TGF β. Dengan menurunnya TGF β akan menyebabkan ekspresi fibroblas dalam menghasilkan kolagen berkurang, selain itu kulit akan menjadi lebih lunak dikarenakan fibroblas berpoliferasi menjadi miofibroblas yang menyebabkan kontraksi pada luka dihambat pembentukannya.

2. Pembedahan (eksisi): Tindakan ini mungkin berhasil dengan memuaskan, namun demikian berpotensi menimbulkan kekambuhan.

3. Krioterapi: Digunakan pada lesi yang berukuran kecil, penggunaannya dapat mengurangi nyeri akibat injeksi dan memperpanjang masa penyembuhan.

4. Radioterapi: dapat menyebabkan terjadinya eritema dan hiperpigmentasi 

5. Laser: Penggunaan laser tidak cukup memuaskan, terapi laser menggunakan karbondioksida dan argon dapat memicu kekambuhan hingga 90 %. Namun demikian, hasil trapi dengan penggunaan pulsed dye laser yang mempunyai panjang gelombang 585nm. Penggunaan pulsed dye laser menghambat regulasi dari TGF β, dan meningkatkan regulasi dari metalproesterase MMP-13 yang akan menekan proliferasi fibroblas keloidal sebaik menginduksi apotosis 

6. Silikon Bel Sheet: Penggunaan lembaran silikon gel sheet akan memberikan penghalang terhadap oklusi dan melunakkan bekas luka, juga mengurangi eritem.

7. Imiquimod: merupakan imunomodulator topikal sebagai terapi bagian luar genital & perianal. Imiquimod berperan melalui tol-like receptor 7 yang berperan dalam proses apregulasi sitokin proinflamasi seperti TNF α yang berperan dalam penurunan sintesis kolagten dan fibroblas.

8. Bleomisin: Suatu agen kemoterapi penyakit kanker, mempunyai efek menghalangi siklus sel, menurunkan DNA dan RNA dan menghasilkan ROS.

9. Imerferon α 2b: suatu sitokin yang memodulasi aktivitas faktor pertumbuhan dan telah terbukti memilii efek antiproliferatif dan antifibrolitik 

0 komentar:

Posting Komentar